Hakikatnya,apa yang kita masing masing lalui dalam hidup ini,setiap tekanan,kesakitan,kegagalan dan menghadapi kematian,ditinggalkan,dipatahkan hati sama orang,semuanya menjadikan kita orang yang berbeda pandang terhadap makna kehidupan itu sendiri.
Takperlu pun untuk rasa aku lebih mengenal hidup berbanding engkau kerna aku dilebih lama hidup atau aku lebih banyak merasa susah berbanding engkau. Tak perlu. Kerna boleh jadi,setiap yang didiamkan orang dari pengetahuan kita itu jauh lebih banyak,jauh lebh sakit,jauh lebih dalam lukanya.
Kilang yang berbeza menghasilkan tenunan yang berbza.
Begitu juga kita,setiap satu orang yang hidup ini melalui setiap jalan yang berbeza. Lalu kita mengenal definisi setiap satu perkara itu dengan jalan yang amat berbeza. Pada orang,bahagia menurutnya seperti itu dan itu. Pada orang,hikmah itu pasti berlaku untuk disetiap hal yang ditetap tuhan. Tapi pada aku,setiap yang berlaku tidak semestinya beserta hikmah. Adakala tuhan sengaja menjadikan jalan cerita tergantug tanpa ada jawapan. Adakala,tuhan sengaja meletakkan kita di suatu keadaan yang kita sendiri bingung untuk ke kiri atau ke kanan.
Hikmah tidak seharusnya ada.
Percaya kepada hikmah adalah satu kemestian sebagai syarat bahwa “tuhan itu adalah mengikut apa persangkaan hambanya” maka percaya kepada hikmah sama seperti bersangka secara baik kepada tuhan. Tetapi yakin bahwa disetiap hari gelap bakal ada hujan dan pelangi,itu tidak semesti.
Kita yang berbea pandang soal kehidupan kan? Maka tiada siapa yang salah dalam menentukan apa hikmah itu wajid ada atau tidak. Itu tidak penting. Kerna menyelusuri setiap percaturan tuhan yang kian hari kian rumt,dipermudahkan jalan itu sudah cukup terlalu baik berbanding menanti hikmah itu sendiri.
Tapi indahnya hikmah,bikin kita senantiasa senyum untuk hari ini dan esok dan selama penantian kita. Meski dihujungnya,makin tidak kelihatan punca mengapa,tapi kita tetap bersangka baik.
Setidaknya,pengharapan kita tetap utuh. Bukan?:)
#kisahdarisyurga
No comments:
Post a Comment