Dulu,
Saat kita masih bisa menyapa.
Memohon maaf atas keterlanjuran yang kita lakukan,
Sengaja, mahupun tanpa disedari.
Saat kita masih bisa menyapa.
Memohon maaf atas keterlanjuran yang kita lakukan,
Sengaja, mahupun tanpa disedari.
Sebaris kata yang klise,
“Salam Aidilfitri, Mohon maaf atas segala salah dan silap.”
Masih mampu kita taipkan di papan kekunci. Dengan rasa yang berbahagi.
Itulah ucapan.
dan Itulah harapan.
“Salam Aidilfitri, Mohon maaf atas segala salah dan silap.”
Masih mampu kita taipkan di papan kekunci. Dengan rasa yang berbahagi.
Itulah ucapan.
dan Itulah harapan.
Tapi kini,
Setelah kita akur pada takdir Ilahi,
Hanya harapan dalam diam yang ada.
Semoga andai masih ada silap dan salah yang tersisa,
Diampuni, dimaafkan dan mudah-mudahan mampu dilupakan.
Setelah kita akur pada takdir Ilahi,
Hanya harapan dalam diam yang ada.
Semoga andai masih ada silap dan salah yang tersisa,
Diampuni, dimaafkan dan mudah-mudahan mampu dilupakan.
Dan mungkin, kali ini,
Ia bukan hanya ucapan, dan harapan,
Bahkan permintaan.
Ia bukan hanya ucapan, dan harapan,
Bahkan permintaan.
No comments:
Post a Comment